Belajar jadi Murid


Dengan judul Yesus Berjalan di Atas Air, perikop Matius 14:22-33 diawali dengan kata "sesudah". Ada suatu peristiwa yang mendahului peristiwa lain. Di ayat sebelumnya Yesus memberi makan kurang lebih lima ribu orang, belum termasuk perempuan dan anak-anak. Bayangkan betapa ribetnya ngasih makan orang sebanyak itu ditambah lagi murid-murid Yesus yang mungkin kelelahan. Bukannya menyuruh istirahat malah Yesus yang kamu sebut Tuhan memerintahkan murid- murid-Nya segera naik ke perahu. Yesus tidak suruh muridnya untuk istirahat. Kenapa? Karena yang Tuhan mau lihat dibalik semua kelelahan yang dialami apakah kita masih TAAT atau tidak. Ngeri- ngeri sedap kan dengarnya?

22.Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.
23.Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.
24.Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.
25.Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.
26.Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut.
27.Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"
28.Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."
29.Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
30.Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
31.Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
32.Lalu mereka naik ke perahu dan angin pun redalah.
33.Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah."

Dan juga di ayat 22 disini ada perbedaan sebutan "murid-murid" dan "orang banyak". Murid-murid disuruh tinggal dan orang banyak malah disuruh pulang. Apa artinya? Yesus tidak bisa memakai orang banyak, Yesus hanya bisa memakai murid- murid-Nya. Bersyukur ketika sekarang kamu masih mengalami Tuhan berarti kamu salah satu murid-Nya. Tapi akankah suatu saat kita menjadi bagian dari orang banyak itu. Entahlah. Pikirkan saja pribadi masing-masing kita.

MENJAGA RELASI ADALAH KUNCI

Kita membaca pasal ini, ayat demi ayat, setiap gerakan mata dari atas kebawah dengan setiap tarikan nafas. Akan tetapi setelah membaca perikop ini setiap kita mungkin merespon firman ini dengan berbeda-beda.
Apapun kondisi kita sekarang ini, dimana pun itu, mari tetap jaga relasi , keintiman dengan Tuhan (23).

sumber: shutterstock.com

Badai apa yang sedang menerpa dirimu saat ini? Tekanan, ancaman, persoalan, tantangan apapun itu, Tuhan pasti tau. Ketika persoalan datang, jangan sampai salah ambil keputusan. Lihat reaksi murid-murid ketika melihat Yesus? Mereka berkata "Hantu". Bayangkan jika kondisimu tidak baik & kamu salah ambil keputusan kita gak bisa mendengar atau melihat Tuhan dengan jernih maka Tuhan pun dibilang hantu.

Yesus datang ke dalam hidup masing-masing kita menawarkan ketenangan, "Ini Aku. Tenanglah, jangan takut."  Petrus, salah seorang murid-Nya mencoba untuk datang pada Tuhan di tengah- tengah kondisi yang tidak memungkinkan. "Tuhan, ini aku. Apabila itu Engkau, mari Tuhan rangkul aku bersama-Mu di kondisi seperti ini." Itulah kira- kira gambarannya. Tuhan tawarkan kepada murid- murid-Nya dengan berkata, “Mari datanglah!" Tapi, setelah Petrus mencoba datang pada Tuhan, dia keluar dari "perahu"-nya di tengah laut, di atas persoalan masih ada saja ketakutan yang tetap hadir disekelilingnya. Ombak datang membuat firman yang telah didengar tak cukup untuk membuatnya tetap teguh. Ini juga mungkin merupakan gambaran diri kita sekarang.

Mari uji diri kita masing-masing. Sudah layakkah gelar kehormatan yaitu "MURID" kita sandang? Ataukah kita masih pengagum saja? Apakah kita sudah tekun berjuang untuk itu?

Di akhir kisah ini, Yesus masih tetap menopang kita dalam ketegartengkukan kita. Ketika kita sadar akan hal ini, lihat respon yang memang  "murid- murid-Nya" harus naikkan. Penyembahan dan pujian serta ucapan syukur lahir atas hadirnya Tuhan di antara persoalan hidup kita. Tapi penulis ingin menantang, ditengah persoalan hidup yang menerpa, masihkah penyembahan dan pujian kita itu muncul?

Selamat merenung, Murid Kristus!

Belajar jadi Murid Belajar jadi Murid Reviewed by Celoteh Ngoceh on November 19, 2019 Rating: 5

No comments