Ini Saatnya Berubah
Ketika mata membaca tulisan ini, kiranya rohmu menangkap
sebuah pesan tersembunyi di dalamnya. Pesan yang mungkin selaras dengan waktu
yang telah ditentukan untuk penggenapan di akhir zaman. Maukah dirimu mengambil
komitmen didalamnya?
Berangkat dari hal kecil yang sering disepelekan orang; waktu. Waktu yang berlalu begitu
cepat dan banyak dari manusia yang
kurang menyadari hal itu. Saya hanya ingin mengingatkan bahwa hidup yang sedang
kamu jalani hari-hari akhir ini tidak untuk disia-siakan. Karena saat dirimu
menyia- nyiakan hidup, bukankah itu berarti kamu tidak menyadari bahwa tubuhmu adalah bait Allah yang
dihabiskan untuk kesenangan belaka? Allah telah menaruh kemuliaan didalammu sehingga
layak lah dirimu untuk menghadap hadirat-Nya oleh darah Kristus.
Mari mulai dari hal ini.
Jika kita mampu membayangkan sedikit saja bahwa kita bisa
mengintip ke alam lain (neraka) maka mungkin kita akan mendapati iblis sedang
tidak bekerja di sana. Mereka mungkin pindah shift untuk sementara waktu.
Pertanyaannya, dimanakah posisi mereka?
Hmm.. Mereka sedang turun ke dunia, bekerja di bumi
untuk menyesatkan seluruh manusia. Mereka memperdaya manusia untuk melakukan
hal sesuka hatinya walaupun itu jelas melanggar perintah Khalik. Setiap
hari, setiap jam, setiap menit mereka bebas untuk mendorong manusia agar
melakukan hal fana. Ingatlah satu hal, hai, manusia yang oleh-Nya engkau ditebus
dari cara hidupmu yang lama yang dulunya mati dikarenakan dosa dan
pelanggaranmu bahwa ada satu ayat yang sedang digenapi akhir-akhir ini. Apa itu?
Pernahkah kamu membaca firman "Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah
ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan
barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang
kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!" (Wahyu 22 : 11).
Kalau kamu telah membaca firman itu tetapi hatimu menganggap itu
biasa saja, hati-hati! Bisa jadi bahkan dalam pembacaan firman pun logikamu
turut berperan, saling beradu dengan iman. Sama seperti Adam dan Hawa ketika
dilarang oleh Allah untuk tidak memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat.
Mereka telah diperingatkan oleh Allah sendiri, Allah yang menciptakan seluruh
semesta dari hari pertama hingga
keenam, Allah yang bersama-sama dengan mereka sejak mereka diciptakan. Ketika
Adam dan Hawa memutuskan untuk memakan buah itu mereka sedang mengembangkan
kemampuan berpikirnya.
Salahkah mengembangkan kemampuan berpikir ? Tidak.
Yang salah ialah ketika mereka mengembangkan kemampuan berpikir di luar Allah.
Artinya mereka tidak membutuhkan Allah dalam mengambil keputusan.
Sumber gambar: warungsatekamu.org |
Patuhlah pada roh kudus atas firman dan jangan memperdebatkannya dengan akal tanpa penyerahan. Jika
Wahyu 22 diatas kamu genapi, bukankah darah dan salib Kristus menjadi sia-sia
dalam dirimu? Bukankah kamu telah ditebus dan harganya dibayar lunas?
Mari definisi kembali esensi dari hidup yang sedang dijalani.
Kamu hidup bukan untuk dunia, tetapi untuk Allah melalui Kristus Yesus.
Bangun kembali identitasmu dengan Allah. Identitas kita
bukanlah pelayanan atau jabatan terstruktur dalam suatu organisasi atau bahkan oleh harta yang berlimpah atau ketenaran
duniawi. Identitas kita adalah hubungan, hubungan yang murni dengan Allah.
Hubungan yang terjalin oleh pengalaman jumpa dengan Allah. Ketika hubungan
terjalin terjadi suatu keintiman dengan Allah. Buah dari keintiman itu ialah
pertukaran hati.
Di akhir kesempatan camkanlah nas ini
"Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari
situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,
yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa
dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala
sesuatu kepada diri-Nya " (Filipi 3:20-21) .
Kiranya Allah sumber damai sejahtera menyertai kita .
God Bless Us 😇
Ini Saatnya Berubah
Reviewed by darkeslbs
on
September 13, 2019
Rating:
Aku merasa di berjati dengan tulisan ini.. terimakasih Tuhan atas tulisan ini oleh penulis di celoteh Ktisten
ReplyDeletePuji Tuhan :D Semoga terus menjadi berkat ya, kakak dan abang.
Delete