Rahasia Hidup Bahagia
Bukankah semua
yang kita lakukan saat ini bertujuan untuk memperoleh kebahagiaan? Misalnya
jika anda seorang mahasiswa saat ini –Anda kuliah, mengerjakan tugas, dengan
harapan mampu meraih gelar sarjana –tentu apa yang anda perjuangkan saat ini
anda harapkan mampu membahagiakan anda, berharap ini menjadi garansi untuk
beroleh hidup bahagia. Entah melakukannya dengan cara benar atau tidak,
kita sama- sama berharap semua itu menghasilkan kebahagiaan kepada kita.
Sumber gambar: hipwee.com |
Contoh lain, orang
tua kita. Bukankah mereka membesarkan dan menyekolahkan kita dengan harapan
supaya bahagia? Berbahagia karena memiliki kita dan karena yang kita miliki
kelak. Atau lihat pilihan- pilhan hidup anda setiap hari. Semua sarat dengan
keinginan untuk mencari kebahagiaan. Tentu tidak salah jika kita memperjuangkan
banyak hal untuk menggapainya.
Tetapi mari
sejenak berpikir dan melihat realitanya. Jika melihat standar kebahagiaan yang
ditawarkan di sekitar kita, standar itu diletakkan kepada sesuatu yang melekat
di dalam diri seperti prestasi, kekayaan, kepintaran, status, jabatan, dan yang
lainnya. Jika semua itu bisa memberi kebahagiaan tentu kita tidak akan
mendengar seseorang yang berlimpah harta dan kesuksesan mengakhiri hidupnya atau
seorang figur masyarakat yang stress di tengah pamor dan pemujaan kepada
dirinya. Lalu, apakah rahasia hidup bahagia di dunia ini?
Catatan Kitab Matius
menarik untuk disimak. Matius mencatat Yesus pernah mengajarkan rahasia hidup
bahagia kepada para muridnya di awal pelayanannya (Mat 5:1-12). Tetapi saya
ingin mengutip satu saja dari pengajaran Yesus.
“Berbahagialah
orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan
Sorga “ (Matius 5 :3)
Ya, Yesus memberi
satu rahasia hidup bahagia kepada para muridnya yaitu MISKIN DI HADAPAN ALLAH. Saya membayangkan para murid yang datang
pada waktu itu kebingungan dengan ide Yesus ini. Bagaimana mungkin miskin
dihadapan Allah menjadi syarat beroleh kebahagiaan? Ini memang terlihat konyol.
Pernahkah anda
miskin? atau pernahkah melihat orang miskin? Bagaimana anda mendefenisikan
orang miskin? Bagi saya, orang miskin identik dengan lemah dan terbatas. Mereka
tidak mampu melakukan sesuatu sekehendak mereka karena kondisi keterbatasan
tersebut. Mereka hanya bisa berharap kepada orang lain untuk menolong mereka.
Dan perhatikan
ketika Yesus berkata MISKIN DI HADAPAN
ALLAH. Orang yang Miskin di hadapan Allah berarti mereka yang menyadari
kelemahan dan keterbatasan kita di hadapan Tuhan. Mereka bergantung
total kepada Tuhan karena kesadaran bahwa mereka tidaklah mempunyai apa- apa. Hal
ini memang sesuai dengan natur manusia yang sebenarnya. Terbatas, lemah, dan
sepenuhnya membutuhkan Allah. Namun sayangnya sering sekali kita mengingkari
natur kita ini. Mengapa? Kita telah mewarisi dosa yang menjadi pilihan nenek
moyang kita dahulu yaitu manusia pertama.
Saya mengajak
kita mengintip apa yang terjadi di taman Eden di masa awal kehidupan manusia.
Pada awalnya manusia begitu berbahagia hidup di taman Eden dan menikmati berkat
Tuhan dengan leluasa. Hingga suatu waktu iblis menggoda manusia untuk melupakan
statusnya sebagai ciptaan dan menggoda manusia untuk sama seperti Allah. “ Sekali- kali kamu tidak akan mati, tetapi
Allah mengetahui bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu
akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat “. Godaan
ini begitu menarik manusia. MANUSIA
DIGODA UNTUK MENJADI ALLAH, Manusia
digoda untuk tidak membutuhkan Allah lagi.
Sejak saat itu
manusia kehilangan kebahagiaannya yang sejati. Mereka menempuh berbagai cara
untuk memperoleh ulang kebahagian itu. Tetapi ternyata malah yang terjadi
semakin banyak kekecewaan dan dosa yang dihasilkan. Itu sebabnya, Ketika Yesus
datang dia berkata kepada mereka bahwa kebahagiaan hanya bisa diperoleh ketika
kita kembali menyadari kemiskinan kita dihadapan Allah. Ini artinya KITA MEMBUTUHKAN ALLAH DAN BERGANTUNG PADA
ALLAH , karena demikianlah kita awalnya dicipta.
Namun lihatlah
hidup kita. Kita terus mencoba seperti Allah hingga saat ini. Kita ingin
berkuasa dan ingin menentukan semua hal yang kita punya. Kita ingin merancang
studi, kekayaan, keluarga hingga masa
depan kita dengan model dan gaya kita secara independen. Jika tidak sesuai
kehendak kita maka tidak jarang kita marah dan kecewa. Dan yang lebih celakanya
kita malah mencoba mengeluarkan Tuhan dari bagian- bagian hidup kita.
Teringat dengan
pernyataan Blaise Pascal, seorang Ilmuwan pernah berkata : “Hati manusia
biar kecil, namun jika seisi dunia diisi kedalamnya tetap tidak akan
memuaskannya, hanya sang Pencipta yang bisa memuaskannya.”. Selama kita belum mengenal Pencipta kita
dengan benar dan bergantung padaNya maka akan sulit bagi kita menemukan
kebahagiaan sejati.
Hidup di dalam Penciptalah rahasia hidup bahagia.
Rahasia Hidup Bahagia
Reviewed by Celoteh Ngoceh
on
September 17, 2019
Rating:
No comments